BTujuan dan Sasaran 5 C Struktur Organisasi 7 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 10 madrasah, dan pesantren; peningkatan fasilitasi dan kualitas pemagangan; Pusat Kurikulum dan Perbukuan dalam menjalankan tugasnya antara lain sebagai
Kaderisasiadalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon calon yang siap melanjutkan estafet perjuangan sebuah organisasi. Mudah mudahan pengurus Organisasi Pelajar Pesantren Darussalam periode 2022/2023 dapat amanat dalam menjalankan
Purbalingga– Pencatatan nikah di seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) harus dilakukan melalui Simkah Web. Hal tersebut disampaikan Kasi Bina Kelembagaan, Sarpras KUA dan Sistem Informasi Urais, Muhtasit pada kegiatan Penguatan Simkah Web yang digelar Seksi Bimas Islam Kankemenag Purbalingga di Green Sabin Cipaku- Mrebet, Selasa (29/7/2020).
Diantarapenelitian-penelitian tentang tata kelola dengan lokus penelitian lembaga non formal adalah penelitian yang dilakukan Oktafia dan Basith menyebutkan bahwa implementasi prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran di Pondok Pesantren As-Syafi’iyah Buduran Sidoarjo
1 Organisasi santri Pondok Pesantren al-hilal ini bernama “Laskar santri Aswaja”, berdiri pada tanggal 7 Desember tahun 2014 M dan diresmikan pada tanggal 31 Desember tahun 2014 M 2. Organisasi ini bertempat dan berkedudukan di pondok pesantren al-hilal dusun sampih Rt04/08 desa rejasari kecamatan langensari kota banjar jawa barat Pasal 2
KetuaUmum. Bertanggung jawab penuh terhadap aktivitas dan kinerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar selama satu periode kepengurusan. Sebagai koordinator kebijakan HMJ-AK PKM, baik internal maupun eksternal. Menjalankan fungsi kepemimpinan lembaga kemahasiswaan di tingkatJurusan Poltekkes
Struktursebuah organisasi menjadi sesuatu yang mutlak dibutuhkan dalam keberlangsungan sebuah organisasi. Dalam sebuah struktur inilah maka sebuah birokrasi dapat berjalan dengan baik. Setiap struktur memiliki peran-peran yang berbeda dalam menjalankan tugasnya. Pada posisi pertama ada posisi pengasuh.
Strukturorganisasi tradisional sangat kaku, pengelompokan divisi atau departemennya dapat dibagi menjadi departemen fungsi, produk, proses, pelanggan dan wilayah distribusi. Download Gambar. Source: bersamawisata.com. Struktur organisasi perusahaan merupakan atau bisa diartikan sebagai susunan garis bertingkat atau hierarki.
cIjyZ. Pengurus Pesantren dan tugasnya sebagai kepanjangan tangan kyai pengasuh pondok dalam membina dan mengorganisir kegiatan harian santri ponpes agar lebih terkoordinir secara rapi, disiplin dan berkelanjutan. Berikut struktur dan job deskripsi pengurus pesantren. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS PESANTREN Daftar isi STRUKTUR ORGANISASI DAN TUGAS-TUGASNYA Kepala / Ketua Pengurus Wakil Kepala Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Kegiatan Belajar Tarbiyah wat Ta’lim< Ubudiyah Ketertiban dan Keamanan Kebersihan Sarana Prasarana Olahraga dan Kesehatan Takmir Masjid Al-Madinah Humas Struktur organisasi di pesantren Al-Khoirot lapis kedua terdiri dari para pengurus harian yang tugasnya adalah sebagai tim pelaksana yang melaksanakan visi misi pendidikan yang cetak birunya telah dienvisi oleh Pengasuh dan Dewan Pengasuh. Baik yang berbentuk Tata Tertib Pesantren maupun aturan lanjutan di bawahnya. 1. Kepala / Ketua Pengurus Melengkapi dan mereshuffle merubah di tengah masa kepengurusan personalia pengurus dengan persetujuan pengasuh. Mengkoordinir penyusunan Pedoman tugas pengurus dan kalender kegiatan bersama sekretaris. Bersama sekretaris menyelenggarakan dan memimpin rapat Rapat program kerja. Rapat Pengurus Harian Rapat Koordinasi Rapat evaluasi kerja Rapat Luar biasa dan khusus. Menyelenggarakan Training organisasi pengurus. Bersama sekretaris menandatangai surat keluar. Bersama Bendahara menentukan anggaran belanja pondok. Membentuk dan mengesahkan kepanitiaan PHBI Pendaftaran dan Pembekalan Santri baru Penyuluhan kesehatan Lomba, dll. Bersama sekretaris mengangkat panitia penerimaan santri baru. Mengkoordinir pendelegasian pengurus. Undangan ke pesantren lain atau instansi pemerintah Iyadatul maridh menjenguk orang sakit. Acara lainnya…. Berkonsultasi dengan pengasuh dan dewan pengasuh. Melakukan kontrolling terhadap tugas-tugas pengurus. Memberikan motivasi dan apresiasi terhadap pengurus. Melakukan teguran kepada pengurus yang melanggar. Membuat laporan Pertanggung Jawaban LPJ 2. Wakil Kepala Mewakili kepala jika berhalangan dengan mengindahkan pertimbangan bersama dan ketentuan yang berlaku. Menentukan kebijaksanaan dan mengawasi pelaksanaan program sesuai dengan bidangnya. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program sesuai dengan bidangnya 3. Sekretaris Tugas dan Wewenang Melengkapi dan memelihara ATK. Bersama ketua menyelenggarakan rapat dan mencatat hasil rapat. Melengkapi buku-buku administrasi pesantren dan kepengurusan. Buku Rapat Buku data personalia. Buku Induk Santri. Buku Pedoman program kerja pengurus Membuat dan melengkapi papan bagan organisasi. Jadwal harian, bulanan, dan pengajian kutubus Salaf. Mengatur keluar masuknya surat dan mencatat dalam buku agenda surat Mengonsep dan membuat surat menyurat yang dibutuhkan pondok. Bersama Ketua menandatangani surat keluar. Membuat buku agenda surat keluar dan masuk. Mengisi papan Pengumuman Melakukan sensus santri. Membuat Kartu Tanda Santri Mendokumentasikan arsip dan foto organisasi Bersama ketua membentuk Panitia Penerimaan pendaftaran santri baru dan melengkapi administrasinya. Membuat kwitansi pembayaran untuk santri baru. Mendata santri baru dan memasukkannya ke buku induk santri. 4. Wakil Sekretaris Tugas dan wewenang Mewakili sekretaris jika berhalangan dengan mengindahkan pertimbangan bersama dan ketentuan yang berlaku. Dalam kegiatan sehari-hari membantu sekretaris dalam mengatur jadwal kegiatan, menyiapkan dan membuat notulen rapat dan menertibkan surat-surat. 5. Bendahara Tugas dan wewenang Merencanakan dan mengatur serta menentukan kebijaksanaan mekanisme keuangan secara keseluruhan. Mengatur dan menentukan kebijaksanaan penggalian dana. Mengadakan pencatatan terhadap sirkulasi keuangan secara keseluruhan. Bertanggung jawab terhadap seluruh mekanisme keuangan Pondok Pesantren Al-Khoirot terhadap kepala. 6. Wakil Bendahara Tugas Membantu pelaksanaan tugas Bendahara, dan membagi tugas bersama bendahara. 7. Kegiatan Belajar Tarbiyah wat Ta’lim Membuat jadwal kegiatan belajar Melakukan koordinasi dengan pengurus Daerah terhadap pelaksanaan kegiatan belajar rutin, mingguan dan insidental. Melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan belajar santri Melakukan pembinaan kemampuan baca Al-Qur’an dan Mu’allim Al-Qur’an Membuat jadwal pengajian, baik yang di ampu oleh Pengasuh dan Dewan Pengasuh atau yang di ampu oleh Asatidz Menyelenggarakan acara khitobah mingguan, bulanan dan diskusi ilmiah Menyelenggarakan kegiatan bahtsul masail diniyah Bersama bagian lain yang terkait melaksanakan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan santri 8. Ubudiyah Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap realisasi program sesuai dengan program seksinya. Melaksanakan program seksi ubudiyah yang telah ditetapkan. Bekerjasama dengan bagian ketertiban dan seluruh pengurus mempersilahkan santri melakukan sholat berjamaah Menjaga dan mengontrol santri selama masa pelaksanaan sholatber jamaah dan kegiatan ubudiyah lainnya. Menyusun piket kontrol santri pada masa kegiatan ubudiyah Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam upaya meningkatkan pemahaman dan pengalaman terhadap islam, seperti praktik sholat bekerja sama dengan bagian kegiatan belajar, praktik tajhiz jenasah, dll. Bersama Ta’mir Masjid menyusun jadwal Muaddzin, bilal Jum’at dan Imam Badal Bertang gungjawab terhadap kepala pengurus dan Pengasuh 9. Ketertiban dan Keamanan Mengkoordinir dan mengikutsertakan santri dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Membuat tim patroli keamanan pondok. Membuat jadwal pengabsenan santri Membuka dan menutup gerbang pada waktu yang telah di tentukan. Menangani pemberlakuan jam malam. Ikut serta mengontrol ketertiban saat kegiatan berlangsung. Mengontrol dan mengadakan penyidangan serta memberi sanksi bagi santri yang melanggar peraturan yg berlaku. Menggeledah hp, alat pemutar music dan video mp3/mp4 dan senjata tajam. Mengadakan penggeledahan berkala Menjaga stabilitas menangani kegaduhan Menjadi mediator bagi santri yang bertikai. Membuat jadwal piket petugas Membuat Kartu Mahram Santri KMS Mengontrol dan memberi sanksi bagisantri yang melakukan pelanggaran. Menangani dan mengontrol perizinan santri Mengoperasi rambut panjang 10. Kebersihan Mengkoordinir dan mengikutsertakan santri dalam menjaga kebersihan. Membuat jadwal dan mengontrol piket kebersihan harian dan kerja bakti roan Mengkoordinir penertiban jemuran. Mengurusi pakaian yang jatuh berserakan. Mengontrol wadah-wadah kotor dan timbunan sampah pada setiap asrama dan lingkungan pondok. Memberi sanksi bagi santri yang melanggar peraturan kebersihan. Menilai kebersihan asrama dan daerah. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian Pondok Pesantren. Membuat jadwal piket dan memantaunya. Melengkapi peralatan kebersihan. Melengkapi dan memelihara alat2 kebersihan Sapu tempat sampah Bersama kesehatan memberikan penyuluhan kebersihan. Mempelajari dan melakukan manajemen pengelolaan sampah. 11. Sarana Prasarana Menangani bidang pengairan dan kelistrikan. Melengkapi dan memelihara serta mengatur inventaris pondok. Mendata barang-barang inventaris. Memberi label. Menangani penyimpanan barang-barang inventaris. Membuat tatatertib peminjaman barang-baranginventaris. Mendata keluar masuknya barang-barang inventaris. Melakukan reparasi. Menangani pengadaan mega phone dan salon pemanggilan. Membuat kotak saran. 12. Olahraga dan Kesehatan Melengkapi sarana dan prasarana kesehatan. Pengadaan kotak P3K danmengontrol kelengkapan isinya. Pengadaan peralatan kesehatan pondok. Termos Gelas Kasur Selimut, dll Melengkapi dan melayani kebutuhan santri terhadap obat-obatan. Melakukan kontrol kesehatansantri secara teratur. Operasi/pemeriksaan kuku. Mengkoordinir pelaksanaan posyandu remaja. Mendata dan mengurusi santri yang sakit. Merawat serta melayani kebutuhan santri yang sakit. Mengantar santri yang sakit ke tempat periksa berobat Membuat surat keterangan sakit bagi santri yang sakit untuk izin sekolah. Mendata santri yang pulang karena sakit. Mengadakan dan menjadwal aktifitas olahraga. Mengadakan penyuluhan kesehatan. Bekerjasama dengan bagian ketertiban dan keamanan membuat jadwal olahraga 13. Takmir Masjid Al-Madinah Memakmurkan mensejahterakan Masjid Menjaga dan memelihara inventaris Masjid Menjaga kebersihan Masjid Bekerjasama dengan bagian ubudiyah dan kebersihan menyusun jadwal menyapu Melengkapi kebutuhan Masjid, seperti karpet, listrik, sapu, sound system, vacuum cleaner,dll. Bersama bagian ubudiyah membuat jadwal muadzzin, bilal jum’at, imam badal. Mengumpulkan, menyimpan dan mengelola uang amal Masjid Melaporkan kegiatan dan keuangan Masjid kepada Pengasuh dan Kepala Pengurus 14. Humas Mengatur dan melaksanakan hubungan Pondok Pesantren dengan walisantri dan masyarakat umum Membina hubungan Pondok Pesantren dengan pesantren lain, instansi pemerintah dan lembaga sosial lainnya Merencanakan program kunjungan ke pesantren lain dan lembaga terkait, untuk study banding, dll
Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren – Sebuah Ponpes terbaik tentunya memiliki beberapa pihak yang berperan penting di belakang layar. Semua dapat terlihat manakala Anda sudah mengetahui Struktur Kepengurusan dari sebuah sebuah lembaga, roda kegiatan Pondok Pesantren juga harus ditopang dengan pondasi kuat. Tidak heran meskipun banyak cabang di beberapa wilayah, semua kegiatan dapat berjalan lancar karena adanya Struktur Kepengurusan Pondok Pengurus Pondok Pesantren SalafiyahTugas Pengurus Pondok Pesantren1. Tugas Pimpinan Pondok Pesantren2. Tugas Wakil Kepala Pondok Pesantren3. Tugas Administrasi Tata Usaha Pondok Pesantren4. Tugas Wali Asrama Pondok PesantrenContoh Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren1. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Gontor2. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Sidogiri3. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Darunnajah4. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Langitan5. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren TebuirengAkhir KataMungkin bentuk struktur kepengurusan Pondok Pesantren akan berbeda antara satu nama dengan nama lainnya. Namun secara umum, susunan yang dibentuk sangat mirip mulai dari peran hingga tugas sehingga mudah dalam dapat membantu Anda yang kini tengah mencari informasi seputar Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren, maka akan memberikan penjelasan lengkapnya. Jadi silahkan simak pembahasan struktur kepengurusan Ponpes berikut Pengurus Pondok Pesantren SalafiyahPastinya sebelum membahas tentang struktur kepengurusan, perlu kita pahami terlebih dahulu aspek pengurus dalam suatu Ponpes. Susunan pengurus Pondok Pesantren secara umum dijelaskan dalam SK Dirjen Pendis Nomor 3543 tahun Tersebut mengatur tentang susunan pengurus pondok pesantren khususnya bagi lembaga Non Formal Salafiyah. Supaya dapat dipahami, berikut susunan struktur organisasi Pondok Pesantren khusus Non Formal Pondok PesantrenKepala Pendidikan KesetaraanAdministrasi Tata UsahaBeberapa Wakil Kepala, yang terdiri dariWakil Kepala KurikulumWakil Kepala KesantrianWakil Kepala Saran PrasaranaWali AsramaTenaga Pendidik/Ustadz/UstadzahTenaga KependidikanKendati sudah ada ketentuan yang mengatur mengenai Struktur Pengurus Pondok Pesantren, tetap dalam praktiknya harus ada modifikasi sebagai langkah adaptasi. Itulah mengapa terkadang banyak peran baru pada Struktur Kepengurusan Pengurus Pondok PesantrenKarena ditunjuk untuk mengisi salah satu Pos di struktur kepengurusan, tentunya pihak tersebut akan mengemban tugas tersendiri. Semua tugas tersebut harus dijalankan guna menjaga kelancaran belajar mengajar di Pondok dapat dipahami, berikut daftar beberapa tugas dari masing-masing pengurus di Pondok Tugas Pimpinan Pondok PesantrenBerikut beberapa tugas pimpinan Pondok Pesantren di dalam dan merubah personalia pengurus dengan persetujuan penyusunan pedoman tugas dan kalender kegiatan dibantu sekretaris menyelenggarakan dan memimpin pelatihan organisasi sekretaris menandatangani surat yang akan bendahara menentukan dan memantau penyusunan anggaran belanja dan mengesahkan kepanitiaan pondok sekretaris mengangkat panitia penerimaan santri baru/ penunjukan delegasi pengurus untuk hubungan antar konsultasi dengan pengasuh dan dewan pengasuh Pondok pengawasan terhadap tugas-tugas pengurus pondok motivasi dan apresiasi terhadap kinerja pengurus pondok teguran kepada pengurus yang melanggar aturan pondok Laporan Pertanggung Jawaban LPJ Pondok Tugas Wakil Kepala Pondok PesantrenBerikut beberapa tugas wakil kepala Pondok Pesantren di dalam pimpinan ketika berhalangan berdasarkan pertimbangan bersama sesuai ketentuan kebijakan dan mengawasi pelaksanaan program sesuai bidang yang telah jawab atas pelaksanaan program sesuai bidang yang telah Tugas Administrasi Tata Usaha Pondok PesantrenBerikut beberapa tugas administrasi tata usaha Pondok Pesantren di dalam dan merawat alat tulis pimpinan ikut menyelenggarakan dan mencatat hasil perlengkapan administrasi pesantren dan dan mengisi papan struktur organisasi pondok keluar masuknya surat pondok riwayat surat pada buku agenda dan membuat surat menyurat untuk kebutuhan pondok pimpinan menandatangani surat keluar pondok buku agenda surat pondok informasi papan pengumuman pondok melakukan sensus pembuatan Kartu Tanda SantriMendokumentasikan arsip, dokumen, dan foto kegiatan organisasiBersama pimpinan membentuk Panitia Penerimaan Pendaftaran Santri Baru/ dan menyediakan kwitansi pembayaran untuk santri baru/ santri baru/pindahan dan mencatumkan ke buku induk dan mengatur segala kebijakan maupun mekanisme keuangan secara menyeluruh diketahui pimpinan.Mengatur dan menentukan kebijakan penggalian dana diketahui pimpinan.Mengadakan pencatatan terhadap arus kas keuangan pondok pesantren secara jawab terhadap seluruh kebijakan dan mekanisme keuangan Pondok Pesantren terhadap BelajarMembuat jadwal kegiatan belajar pondok koordinasi dengan pengurus daerah terhadap pelaksanaan kegiatan belajar rutin, mingguan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pondok jadwal pengajian pondok pesantren Baik oleh Pengasuh dan Dewan Pengasuh maupun Asatidz.Menyelenggarakan acara khitobah mingguan, bulanan dan kegiatan belajar melalui diskusi pengurus terkait mengadakan beragam pelatihan peningkatan kemampuan Tugas Wali Asrama Pondok PesantrenBerikut beberapa tugas Wali Asrama Pondok Pesantren di dalam dan melibatkan santri dalam menjaga keamanan dan ketertiban tim patroli/jaga keamanan pondok jadwal absen santri pondok dan menutup gerbang pondok pesantren sesuai waktu kegiatan pemberlakuan jam malam santri dan pondok serta mengawasi ketertiban dari kegiatan pondok dan mengadakan penyidangan santri pelanggar barang elektronik dan senjata tajam secara stabilitas asrama dari penengah ketika terjadi pertikaian antar jadwal piket petugas dan mengawasi segala bentuk perizinan razia terhadap penampilan santri umumnya rambut panjang.Jadi sudah jelas apabila semua pengurus Pondok Pesantren sangat berperan aktif dalam keberlangsungan kegiatan. Tidak hanya tidak hanya operasional, tapi juga kegiatan belajar mengajar secara khusus seperti Program Pendidikan Pesantren Miftahul mengetahui beberapa informasi seputar struktur kepengurusan Ponpes di atas, maka kita akan melihat contoh strukturnya secara langsung. Seluruh Struktur Kepengurusan dalam daftar ini berasal dari pesantren ternama di bisa mendapatkan gambaran nyatanya, berikut beberapa contoh struktur kepengurusan pondok Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Gontor2. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Sidogiri3. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Darunnajah4. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Langitan5. Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren TebuirengAkhir KataSekarang Anda sudah tahu seperti apa Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren dengan adanya pembahasan di atas. Bentuk struktur kepengurusan di atas juga dapat diaplikasikan apabila memiliki organisasi tertentu di lingkungan pembahasan mengenai Struktur Kepengurusan Ponpes dari Nantikan pembahasan menarik lainnya seputar dunia Pondok Pesantren serta ulasan tiap lembaganya di masing-masing wilayah Gambar Admin Sekolah Pesantren
The purpose of this research is to develop the model of organizational structure in pesantren that have the relationship and an impact with organizational effectiveness. This research is quantitative research with structural equation modeling analysis. Sources of data from 273 managers were collected from 98 various profit and non-profit unit in Pesantren. To analyze data the researcher used a Partial Least Square PLS-SEM with Smart PLS as a tool. The result from this research is correlation result 0,553, it’s mean that there is correlation between organizational structure and organizational effectiveness at middle level. The result from determinant coefficient showed 0,305 30,5 % that there is significant effect from organizational structure toward organizational effectiveness in pesantren. Figures - uploaded by Djamaluddin PerawironegoroAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Djamaluddin PerawironegoroContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 179 HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR ORGANISASI DENGAN EFEKTIFITAS ORGANISASI DI PESANTREN RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATIONAL STRUCTURE WITH THE EFFECTIVENESS OF THE ORGANIZATION IN PESANTREN Djamaluddin Perawironegoro Universitas Ahmad Dahlan,Yogyakarta, Indonesia Email djamaluddin Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model struktur organisasi di pesantren yang memiliki keterkaitan dan pengaruh dengan efektivitas organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis pemodelan persamaan struktural. Sumber data dari 273 pengelola dikumpulkan dari 98 unit profit dan non profit yang ada di Pesantren. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan Partial Least Square PLS-SEM dengan Smart PLS sebagai alat bantu. Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil korelasi sebesar 0,553 yang berarti terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan efektivitas organisasi pada level menengah. Hasil koefisien determinasi menunjukkan 0,305 30,5% bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi di pesantren. Kata Kunci struktur organisasi, efektifitas organisasi, pesantren Abstract The purpose of this research is to develop the model of organizational structure in Pesantren that have the relationship and an impact with organizational effectiveness. This research is quantitative research with structural equation modeling analysis. Sources of data from 273 managers were collected from 98 various profit and non-profit unit in Pesantren. To analyze data the researcher used a Partial Least Square PLS-SEM with Smart PLS as a tool. The result from this research is correlation result 0,553, it’s mean that there is correlation between organizational structure and organizational effectiveness at middle level. The result from determinant coefficient showed 0,305 30,5 % that there is significant effect from organizational structure toward organizational effectiveness in Pesantren. Keywords organizational structure, organizational effectiveness, pesantren Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 180 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 A. Pendahuluan Robbins mengungkapkan bahwa keefektifan organisasi adalah tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka pendek tujuan dan jangka panjang cara. Pemilihan itu mencerminkan konstituensi strategis, minat pengevaluasi, dan tingkat kehidupan organisasi. Sedangkan Steers mengemukakan bahwa batu uji yang sebenarnya untuk manajemen yang baik adalah kemampuan mengorganisasi dan memanfaatkan sumber-daya yang tersedia dalam tugas untuk mencapai dan memelihara suatu tingkat operasi yang menyampaikan hal yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Di sini dimaksudkan bahwa struktur organisasi mengandung makna kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, memiliki masalah yang kompleks dalam menjaga keberlangsungan hidupnya. Pokok masalahnya sebagaimana diungkapkan oleh Madjid adalah terletak pada lemahnya visi dan tujuan yang dimiliki pesantren. Tidak adanya perumusan tujuan itu disebabkan adanya kecenderungan visi dan tujuan pesantren diserahkan pada proses improvisasi yang dipilih oleh kiai atau bersama-sama pembantunya secara intuitif yang disesuaikan dengan perkembangan lanjut Wahid, menyampaikan bahwa problem pesantren pada umumnya adalah masalah organisasi, cukup banyak pesantren yang menurun mutunya karena organisasinya tidak baik dan tidak mampu mengantisipasi tuntutan zaman. Ada juga yang mengalami gesekan internal sehingga mengganggu jalannya menyampaikan perbedaan gaya kepemimpinan peantren dari jenis karismatik menuju ke rasional, dari otoriter kebapakan menuju diplomatik partisitpatif dan dari Laisser-Faire menuju ke pola kepemimpinan menjadi Stephen P. Robbins, Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, alih bahasa Jusuf Udaya Jakarta Penerbit Arcan, 1994, 85 Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi, alih bahasa Magdalena Jamin Jakarta Lembaga PPM dan Penerbit Erlangga, 1985, 1 Robbins, Teori Organisasi…, 53 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan Jakarta Paramadina, 1997, 6 Shalahuddin Wahid, Transformasi Pesantren Tebuireng; Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan Malang; UIN-Maliki Press, 2011, 77-120 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Jakarta INIS, 1994, 86 Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 181 efektif dengan diikuti perubahan pada struktur organisasi yang tepat. Seideal apapun seorang pemimpin, tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pesantren, jika tidak didukung dengan struktur organisasi yang tepat. Berbagai petunjuk yang disampaikan oleh para ahli tersebut menunjukkan poin-poin penting terkait dengan pencapaian tujuan pesantren berdasarkan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa pesantren belum memiliki visi yang jelas untuk lembaga pendidikannya. Kalaupun sudah memiliki, visi tersebut masih dibuat, disampaikan, dan diimprovisasi oleh kyai pendiri pesantren dan para pengurus yang bersamanya. Dalam mencapai visi, pengelola pesantren memiliki kendala dengan problem utama yaitu organisasi internal. Problem organisasi secara internal dapat diketahui dari pola pengelolaan pesantren yang masih cenderung bersifat kekeluargaan. Demikian itu nampak, dengan pola kepemimpinan yang terpusat dalam pengambilan keputusan berdasarkan pada kyai pengelola pesantren. Tak jarang sumber daya manusia di pesantren ditentukan dengan pendekatan kekeluargaan. Sampai pada tahap ini pesantren memiliki problem perumusan tujuan dan pengelolaan struktur organisasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberikan solusi pada hal tersebut, pendekatan manajemen dapat membantu menjawab masalah yang dihadapi oleh pesantren. Studi yang dilakukan oleh Susnadati, Gammahendra Razia, dan Basol dan Dogerlioglu menjelaskan faktor-faktor yang memiliki pengaruh determinan atas efektifitas organisasi secara signifikan adalah; struktur organisasi, budaya organisasi, dan lingkungan menyatakan tentang efektifitas organisasi yang dipengaruhi oleh ukuran organisasi. Ukuran organisasi dapat dikelola secara efektif untuk memberdayakan pekerja dan meningkatkan kinerja organisasi yang temuan kontradiktif disampaikan oleh Naserinajafabady dalam penelitiannya menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur Susnadati, “Faktor-faktor Determinan Keefektifan Organisasi SMA Negeri di Semarang Pada Era Desentralisasi Pendidikan,” Disertasi, Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2007; Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri,” Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 1; Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya,” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015 15-25; Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinants of Organizational Effectiveness,” Journal of Organizational Management Studies, 2014 1-13. Edwinah Amah, Mildre Daminabo-Weje, dan Roberta Dosunmu, “Size and Organizational Effectiveness Maintaining a Balance,” Advances in Management & Applied Economics, Vol. 3, No. 5 2013 115. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 182 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 organisasi dengan efektifitas organisasi. Vinitwatanakhun, dalam disertasinya menyatakan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan control kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas sebagai institusi pendidikan Islam tertua di Indonesia memiliki keunikan dibandingkan dengan madrasah atau sekolah formal pada umumnya. Keunikan tersebut terletak pada pola pendidikan yang mengharuskan seorang santri untuk tinggal di asrama selama 24 jam. Dari semenjak bangun tidur, para santri sudah “diatur” untuk mengikuti kegiatan bangun subuh kemudian shalat subuh berjama’ah. Hingga menjelang tidur lagi, diharuskan untuk menempati tempat tidur yang menjadi milik dan haknya. Dalam rangka mengelola berbagai program pendidikan pesantren, kepala pesantren atau pengasuh pesantren menyusun suatu struktur organisasi yang memiliki fungsi dan tujuan untuk ketertiban dan keteraturan kegiatan yang direncanakan. Dengan demikian setiap program dapat diperhatikan keterlaksanaannya, dan dapat dievaluasi untuk hasil yang lebih baik. Keberhasilan program dan kegiatan pesantren merupakan satu bagian kecil dari keberhasilan tujuan pesantren yang lebih besar. Sebagai contoh, tujuan pesantren adalah menumbuhkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan. Maka para pengelola pesantren, menyusun berbagai sarana dan prasarana untuk memfasilitasi para santri dengan kekuatan struktur organisasi yang dimiliki agar mencintai ilmu pengetahuan. Termasuk penciptaan lingkungan yang mendukung para santri agar mencintai ilmu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi di pesantren. Dengan pengetahuan akan keterkaitan hubungan dan pengaruh dari struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi, para pengelola pesantren dapat merumuskan struktur organisasi yang baik, dengan hal tersebut efektifitas atau ketercapaian tujuan pesantren dapat diraih dan dioptimalkan. Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture, Structure, and Strategy on Organizational Effectiveness by Using Knowledge Management Case Study; Seven International Transportation Company,” International Research Journal of Applied and Basic Science, Vol. 7, No. 6 2013 355-361 Watana Vinitwatanakhun, “Factors Affecting Organizational Effectiveness of Nursing Institutes in Thailand,” Dissertation, in National Institute of Development Administration Bangkok Thailand 1998. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 183 B. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi menggunakan alat analisis struktur persamaan model Structural Equation Modelling berbasis varian. Alat untuk menganalisis data menggunakan Smart PLS 2. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengurus pengelola unit-unit di pesantren yang dikelola oleh santri dan guru yang berjumlah 942 pengurus terdiri dari 478 guru, dan 464 santri. Dengan menggunakan teknik probably sampling, dibantu dengan rumus hitungan sample dari Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5 %, ditentukan jumlah sample responden sebesar 273 sampel. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket. Metode angket dipilih dengan asumsi bahwa untuk mendapatkan data akurat tentang keterlaksanaan struktur organisasi dan efektifitas organisasi pesantren lebih mudah dikumpulkan dengan instrumen angket. Instrumen angket dibuat dan disusun berdasarkan teori-teori dan konsep dalam manajemen konvensional yang dikombinasikan dengan konsep di pesantren sebagaimana disampaikan oleh ahli pesantren seperti Mastuhu dan Zarkasyi. 4. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian dilakukan setelah data dari instrumen penelitian dikumpulkan yang kemudian menghasilkan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dimaksudkan adalah menyampaikan data responden secara deskriptif tanpa memberikan tafsir dari data yang ada. Sedangkan analisis inferensial dimaksudkan adalah menyampaikan hasil data penelitian yang kemudian dikalkulasi menggunakan aplikasi Smart PLS yang menghasilkan nilai untuk kemudian digunakan dalam uji hipotesis penelitian. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 184 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 273 responden yang terdiri dari dua jenis pengurus yaitu santri dan guru. Tabel 1 menunjukkan distribusi deskripsi responden berdasarkan status pengurus Tabel 1. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Sumber Olah data penelitian 2018 Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyan dari guru sebagai pengurus pengelola pesantren yaitu 139 responden atau 50,92 %, sedangkan selebihnya yaitu 134 responden aatu 49, 08 % adalah responden dari santri sebagai pengurus. Berdasarkan unit yang dikelola oleh para pengurus tersebut dikelompokkan dalam tiga unit, yaitu 1 unit yang dikelola oleh santri saja; 2 unit yang dikelola oleh guru; dan 3 unit guru yang dibantu oleh santri. Berikut tabel 2 menunjukkan deskripsi responden berdasarkan unit Tabel 2. Deskripsi Responden Berdasarkan Unit Sumber Olah data penelitian 2018 Berdasarkan data pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden lebih banyak di unit-unit yang dikelola oleh guru yaitu 139 responden atau 50,92 %, sedangkan berikutnya adalah unit santri sendiri sebanyak 93 responden atau 34,06 %, dan staff unit atau unit guru yang dibantu oleh santri sebanyak 41 responden atau 15,02 %. Dengan paparan data deskriptif responden berdasarkan status dan unit yang dikelola, demikian itu dapat menjadi pengetahuan bahwa responden pada penelitian ini adalah para pengurus yang aktif dalam organisasi atau unit-unit di pesantren. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 185 2. Analisis Inferensial Analisis inferensial dilakukan dengan melakukan perhitungan berdasarkan data dari instrument angket penelitian. Data tersebut diberikan nilai untuk dihitung besaran nilai uji indikator dan uji hipotesis penelitian. Analisis model struktural berbasis varian dengan aplikasi Smart PLS menjadi alat untuk menguji validitas indikator dan hipotesis penelitian. Hasil hitung menunjukkan sebagaimana pada gambar 1, sebagai berikut Gambar 1. Hasil Hitung Algoritma 1 Gambar tersebut menunjukkan nilai hasil hitung dari setiap indikator struktur organisasi yaitu 1 departementalisasi 0,246; 2 otoritas 0,621; 3 spesialisasi 0,698; 4 orientasi impersonal 0,646; 5 pembagian kerja; 0,521; dan 6 wewenang interaktif 0,679. Indikator efektifitas organisasi pesantren menunjukkan 1 nilai dan falsafah pesantren 0,784; 2 orientasi pendidikan 0,709; 3 pendidikan berbasis asrama 0,786; 4 masyarakat santri yang mengatur sendiri 0,730; 5 pendidikan untuk masyarakat 0,762; dan 6 peran kyai 0,762. Semua indikator tersebut menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,5 kecuali indikator departementalisasi dari variabel struktur organisasi yang memiliki nilai 0,246. Demikian itu menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid dalam mendeskripsikan variabel yang dihipotesakan, kecuali indikator departementalisasi. Untuk itu dilakukan hitungan ulang dengan tidak menyertakan indikator departementalisasi. Gambar 2 berikut adalah hasil perhitungan dengan menghilangkan indikator departementalisasi Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 186 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Gambar 2. Perhitungan algoritma 2 Gambar 2 menunjukkan semua indikator dari variabel struktur organisasi dan efektifitas organisasi memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Demikian itu menunjukkan validitas semua indikator untuk memprediksi variabel-variabel yang dihipotesakan untuk memiliki hubungan. Berikut adalah perhitungan dengan menggunakan bootstrapping untuk menunjukkan nilai T-statistik dalam rangka menjawab hipotesis penelitian, sebagaimana pada gambar 3 berikut Gambar 3. Perhitungan bootstrapping Gambar 3 menunjukkan nilai bootsrapping atau T-statistik sebesar antara variabel struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan melihat nilai T-tabel, yaitu 1,96 dapat difahami bahwa nilai T-statistik lebih besar daripada nilai T-tabel. Demikian itu dapat dimaknai dengan menolak H0, struktur organisasi berpengaruh terhadap efektifitas organisasi di pesantren. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 187 Tabel 3. Uji Struktural Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Struktur Organisasi -> Efektifitas Pesantren Sumber Analisis data dengan Smart PLS Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa efektifitas organisasi pesantren dipengaruhi oleh struktur organisasi sebesara 30,5 % 0,305. Selebihnya yaitu 69,5 %, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model seperti budaya pesantren, manajemen sumber daya manusia, dan pengembangan organisasi. Tabel 3 menunjukkan nilai T-statistik 5,896 yang lebih besar dari nilai T-tabel 1,96 dengan kemungkinan 5 % dari derajat bebas. Demikian itu memiliki makna bahwa struktur organisasi memberikan pengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi pesantren. Nilai koefisien parameter menunjukkan angka 0,553 artinya terdapat pengaruh positif dari manajemen sumber daya manusia terhadap efektifitas pesantren. Semakin tinggi struktur organisasi dijalankan, maka semakin tinggi efektifitas organiasi di pesantren. Sedangkan nilai korelasi 0,553 pada tabel 5, menunjukkan terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Nilai korelasi 0,553 mengindikasikan hubungan yang cukup. Kajian teoritis tentang pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi telah banyak dilakukan oleh para ahli manajemen. Robbins dan Judge, mengungkapkan bahwa untuk menuju pada tingkatan mengurangi ambiguitas dari para pegawai, dan klarifikasi tentang pekerjaan, pelaporan, kerjasama, dan koordinasi, struktur organisasi membentuk sikap, memfasilitasi, dan memotivasi mereka untuk kinerja yang mengungkapkan faktor-faktor yang memberikan pengaruh Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior New Jersey Pearson Prentice Hall, 2007, 501. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 188 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 pada efektifitas organisasi, yaitu ciri organisasi, dalam hal ini disebutkan struktur dan menyatakan bahwa apa yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Gibson et. al menyebutkan, di antara faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas organisasi adalah environment, technology, strategic choices, structure, processes, and menyebutkan bahwa structure is a powerful tool for reaching strategic goals, and a strategy’s success often is determined by its fit with organizational structure. Etzioni dalam studinya yang berjudul Authority Structure and Organizational Effectiveness, menyebutkan bahwa otoritas dalam struktur organisasi memberikan pengaruh pada efektifitas empiris pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi dilakukan oleh Gammahendra, et. al yang mendapatkan suatu kesimpulan bahwa struktur organisasi memberikan pengaruh terhadap efektifitas organisasi. Disertasi Susnadati pada tahun 2007 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memiliki pengaruh determinan terhadap efektifitas organisasi secara signifikan adalah; struktur organisasi, budaya organisasi, dan lingkungan organisasi. Sedangkan konflik organisasi tidak mempengaruhi efektifitas organisasi secara penelitian yang dilakukan oleh Basol dan Dogerlioglu, menjelaskan kesimpulan bahwa beberapa variabel dalam struktur organisasi seperti formalisasi, sentralisasi dan spesialisasi mampu meningkatkan efektifitas organisasi. Sedangkan ukuran organisasi tidak menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat efektifitas organisasi, bahkan pengaruhnya adalah yang dilakukan oleh Razia, mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dalam kajiannya disebutkan bahwa empat konstruk dari struktur organisasi yaitu formalisasi, Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 209-214. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi…, 53. James L. Gibson, Organizations Behavior, Structure, Processes New York Mc Graw-Hill Irwin, 2009, 16. Richard L. Daft, Management USA South Western, 2010, 244. Amitai Etzioni, “Authority Structure and Organizational Effectiveness,” Administrative Science Quarterly, Vol. 4, No. 1 1959 43. Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri,” Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 1. Susnadati, “Faktor-faktor Determinan…” Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinant…,” 13. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 189 integrasi horizontal, komunikasi, dan pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi efektifitas Vinitwatanakhun menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Sedangkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan kontrol kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas dengan hal tersebut, adalah Naserinajafabady pada hasil penelitiannya menjelaskan tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan kata lain struktur organisasi tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas kajian teoritis menunjukkan hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Hasil kajian empiris terdapat dua temuan penelitian, yaitu struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap efektifitas organisasi, dan struktur organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas organisasi. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris tersebut dirumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis yang diajukan adalah struktur organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi di Pondok Modern Darussalam Gontor. Konsep struktur organisasi di pesantren dibangun oleh dimensi-dimensi pembagian tugas, otoritas, spesialisasi, departementalisasi, orientasi impersonal, dan wewenang yang bersifat interaktif. Dimensi-dimensi yang menjadi ciri-ciri struktur organisasi di pesantren disampaikan Mastuhu, yang terdiri dari; a memiliki dua sayap, sayap 1 menjaga kebenaran absolute, dan sayap -2 menjaga kebenaran relatif; b supremasi sayap 1 atas sayap 2; c sayap 1 dijaga oleh kiai utama dibantu oleh kiai-kiai dan ustadz yang dipilih dengan standar keilmuan sebagaimana kiai utama, sedangkan sayap 2 dijaga oleh kiai-kiai muda, ustadz dan santri; d kiai utama merupakan pimpinan spiritual dan tokoh kunci pesantren, hubungan dengannya dilandasi kesadaran akan keberkahan, keikhlasan, dan ibadah; e pembagian kerja antar unit cenderung kurang tajam dan banyak terdapat kesamaan; f gaya kerja dalam struktur organisai Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya,” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015 15-25. WatanaVinitwatanakhun, “Factors Affecting…” Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture…” Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 190 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 pesantren pada umumnya masih merupakan garis lurus ke atas, artinya setiap unit kerja bergantung pada atasan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa struktur organisasi berjalan dengan sangat baik. Hasil analisis data dengan menggunakan analisis model struktural berbasis varian mendapatkan nilai korelasi antara struktur organiasi dengan efektifitas organisasi sebesar 0,553. Dibandingkan dalam tabel intreperetasi korelasi, menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan yang demikian itu dalam kategori cukup atau sedang. Hasil uji olah data bootstrapping menghasilkan angka t statistik 5,896. Dengan kriteria apabila nilai T-statistik > T-tabel yaitu maka H0 ditolak. Hasil tersebut memberikan nilai t statistik lebih besar daripada t tabel 5,896 > 1,96. Disimpulkan bahwa H0 ditolak, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung teori yang disampaikan oleh Steers, yang mengungkapkan bahwa struktur organisasi mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai mengungkapkan bahwa yang membuat organisasi efektif adalah struktur organisasi yang tepat. Robbins dan Judge, mengungkapkan bahwa dalam rangka mengurangi ambiguitas dari para pegawai, dan klarifikasi tentang pekerjaan, pelaporan, kerjasama dan koordinasi, struktur organisasi membentuk sikap, memfasilitasi, dan memotivasi mereka untuk kinerja yang tinggi. Daft, mengungkapkan bahwa struktur organisasi merupakan alat yang kuat dalam mencapai ketercapaian tujuan strategis, dan ketercapai tujuan strategis tersebut ditentukan oleh kesesuaiannya dengan struktur organisasi. Gibson menyebutkan berbagai hal yang mempengaruhi efektifitas organisasi diantaranya adalah struktur organisasi. Para ahli tersebut mengungkapkan satu kesamaan teori akan berpengaruhnya struktur organisasi terhadap kinerja organisasi atau efektifitas organisasi. Hasil penelitian ini juga mendukung kajian empiris yang menunjukkan keberpengaruhan struktur organisasi dengan efektifitas organisasi disampaikan oleh Etzioni, yang menyebutkan bahwa faktor penting dalam yang menunjukkan kemampuan Mastuhu, Dinamika…, 74-78. Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 70. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi..., 53. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 501. James L. Gibson Organizations…, 16. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 191 organisasi mencapai tujuannya adalah struktur otoritas. Gammahendra yang melakukan penelitian pengaruh struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi mendapatkan kesimpulan bahwa struktur organisasi berpengaruh terhadap efektifitas pada penelitian yang dilakukan untuk guru-guru SMA di kota Semarang menjelaskan bahwa struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas organisasi. Basol dan Dogerlioglu yang menyatakan dimensi-dimensi dalam struktur organisasi seperti formalisasi, sentralisasi dan spesialisasi mampu meningkatkan efektifitas mengungkapkan hubungan yang signifikan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan olehnya, yang menyebutkan bahwa empat konstruk dari struktur organisasi yaitu formalisasi, integrasi horizontal, komunikasi, dan pengambilan keputusan merupakan hal yang penting bagi efektifitas penelitian ini yang menunjukkan pengaruh yang signifikan dari struktur organisasi terhadap efektifitas organisasi. Kajian empiris yang berlawanan dengan kesimpulan ini adalah Gavrea menguji 10 variabel yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi yaitu; strategi, kepemimpinan, struktur, kualitas, inovasi dan pengembangan, teknologi informasi, penilaian kinerja, pegawai, manajemen korporasi, dan lingkungan eksternal. Dari berbagai variabel tersebut, ditemukan signifikasi hubungan dengan kinerja organisasi, hanya variabel struktur yang tidak memiliki signifikansi hubungan dengannya. Vinitwatanakhun, dalam disertasinya mengungkapkan suatu temuan bahwa kepemimpinan, teknologi, strategi perencanaan, dan pengembangan sumber daya manusia memberikan penjelasan tentang efektifitas organisasi. Sedangkan faktor-faktor lain seperti lingkungan, budaya, desain struktur, dan kontrol kekuasaan tidak memberikan pengaruh terhadap efektifitas dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi. Dengan Amitai Etzioni, “Authority Structure…” Fianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, “Pengaruh Struktur Organisasi…” Susnadati, “Faktor-faktor Determinan…” Esra Basol and Ozgur Dogerlioglu, “Structural Determinant…” 1-13. Mbaraka Razia, “A Comparative Analysis…” Corina Gavrea, et. all, “Determinants of Organizational Performance; The Case of Romania,” Management and Marketing, Vol. 6, No. 2 2011 298. WatanaVinitwatanakhun, “Factors Affecting...” Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 192 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 kata lain struktur organisasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas demikian dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi di pondok modern Ponorogo berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas organisasi. Pengaruh tersebut tergolong rendah yaitu 30, 5 %, demikian itu memiliki makna bahwa struktur organisasi telah berjalan di pesantren, akan tetapi kurang optimal. Karena optimalisasi dari dimensi-dimensi struktur organisasi dari para guru dan dan santri sebagai pengurus akan berdampak pada signifikansi pengaruh terhadap efektifitas organisasi di pesantren. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal ini terjadi, yaitu; 1. Struktur organisasi adalah bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas organisasi, sebagaimana diungkapkan oleh Steers, yang mengungkapkan bahwa dalam kategori ciri organisasi selain struktur organisasi terdapat teknologi yang turut mempengaruhi efektifitas Gibson menyebutkan struktur organisasi tidak berperan secara mandiri terhadap efektifitas organisasi. Terdapat faktor lain yaitu lingkungan, teknologi, pilihan strategis, proses, dan budaya yang turut mempengaruhi efektifitas Proposisi yang disampaikan oleh Mastuhu, masih terbatas pada dimensi spesialisasi kerja, departementalisasi, orientasi impersonal, desentralisasi dan otoritas. Sedangkan dimensi lain seperti formalisasi dan rentang kendali belum menjadi kajian yang difokuskan dalam pola struktur organisasi di pesantren. Robbins, Robbins dan Judge, Robbins dan Coulter, Daft, dan Hanggraenimenyebutkan akan peran penting formalisasi dan rentang kendali dalam struktur organisasi. Formalisasi di sini dimaksudkan tingkat di mana pekerjaan di sebuah organisasi distandarkan. Rentang kendali dimaksudkan jumlah bawahan dari seorang manajer yang dapat diarahkan secara efektif dan efisien. Razieh Naserinajafabady, Hassan Rangriz, and Javad Mehrabi, “Effects of Organizational Culture…” 355-361. Richard M. Steers, Efektifitas Organisasi…, 209-214. James L. Gibson, Organizations…, 378. Mastuhu, Dinamika…, 76-78. Stephen P. Robbins, Teori Organisasi…, 91-118. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 478. Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Management…, 265-273. Richard L. Daft, Management…, 244. Dewi Hanggraeni, Perilaku Organisasi – Teori, Kasus, dan Analisis Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011, 134-140. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 193 4. Robbins dan Judge mengungkapkan bahwa formalisasi dapat diminimalisir dengan budaya organisasi yang kuat. Dengan kata lain, ketika budaya organisasi di pesantren kuat, akan meningkatkan prilaku konsisten dari warga pesantren, demikian itu meminimalisir formalisasi. Dengan demikian ditemukan bahwa struktur organisasi di Pondok Modern Gontor Ponorogo yang terdiri dari dimensi-dimensi; a pembagian struktur organisasi berdasarkan jenis nilai yang mendasarinya. Terdapat nilai-nilai agama dengan kebenaran absolut yang dijaga oleh para kiai senior dan terdapat pula yang betanggungjawab untuk akan pengamalan nilai-nilai tersebut. Untuk kelompok pertama disebut sayap 1, sedangkan untuk yang kedua disebut sebaga sayap 2; b supremasi sayap 1 atas sayap 2 otoritas, pada kondisi ini sayap 2 tidak diperkenankan untuk bertentangan dengan sayap 1; c sayap 1 dijaga oleh kiai utama dibantu oleh kiai-kiai dan para asatidz yang dipilih dengan standar keilmuan sebagaimana kiai utama, sedangkan sayap 2 dijaga oleh kiai-kiai muda, ustadz dan santri spesialisasi; d kiai utama merupakan pimpinan spiritual dan tokoh kunci pesantren, hubungan dengannya dilandasi kesadaran akan keberkahan, keikhlasan, dan ibadah orientasi impersonal; e pembagian kerja cenderung kurang tajam dengan adanya kesamaan-kesamaan antar unit, akan tetapi yang demikian itu memiliki kekhususan masing-masing. Dalam mengelola unit-unit tersebut inisiatif bergantung pada pengelola unit, yang kemudian diajukan kepada pengasuh atau kiai untuk diminta restu dan izinnya. Pada pelaksanaannya inisiatif yang diberikan izin adalah dengan batasan tidak bertentangan dengan ajaran agama dan tradisi pesantren, juga memiliki tujuan untuk kemajuan santri dan pesantren departementalisasi; f gaya kerja dalam struktur organisai pesantren pada umumnya masih merupakan garis lurus ke atas, sehingga atasan dari unit bertanggung jawab secara langsung. Akan tetapi sekalipun demikian, keberhasilan kerja dalam struktur organisasi di pesantren merupakan penjumlahan dari hasil kerja masing-masing unit. Sehingga sekalipun terfokus ke atas, tetapi hubungan kerja sama antar unit merupakan kelaziman. Model yang demikian itu adalah model wewenang yang bersifat interaktif antar unit dan bagian-bagian di pesantren; g rasio jumlah pengurus sebagai pimpinan dan anggota. rentang kendali; dan h tingkat sejauh mana suatu pekerjaan distandarisasikan formalisasi. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge, Organizational Behavior…, 514-515. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 194 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Optimalisasi dari kinerja struktur organisasi diharapkan mampu untuk membantu meningkatkan kinerja organisasi di Pondok Modern Gontor Ponorogo. Pada saat dimensi-dimensi struktur organisasi berjalan dengan sangat baik, maka akan turut mempengaruhi efektifitas organisasi pesantren. Sebaliknya, jika struktur organisasi tidak tertata dengan baik harapan untuk ketercapaian efektifitas organisasi berada pada bangunan budaya yang kuat. D. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas diharapkan untuk mampu bertahan dan berkembang dalam menghadapi dinamika globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi, demokratisasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Beberapa dekade terakhir, perkembangan pesantren berlangsung dengan sangat massif yaitu dengan menyelenggarakan berbagai bentuk pendidikan formal. Tentu perkembangan ini berimplikasi pada pengembangan struktur organisasi yang dibangun. Berdasarkan penelitian ini, hubungan antara struktur organisasi dengan efektifitas organisasi masih tergolong cukup yaitu dengan nilai 0,553. Sedangkan nilai koefisien determinasi menunjukkan nilai 0,305 30,5 %, demikian itu menunjukkan pengaruh lebih besar diberikan faktor lain di luar struktur organisasi. Faktor lain tersebut adalah budaya organisasi, teknologi informasi, manajemen sumber daya manusia, dan lain-lain. 2. Saran Kepada para pengelola pesantren diharapkan untuk mampu menghidupkan struktur organisasi yang telah dibuat dengan memperhatikan pembagian kerja, spesialisasi pelaksana, formalisasi, orientasi impersonal, otoritas, dan wewenang yang interaktif. Demikian juga terhadap sasaran dari efektifitas organisasi pesantren agar dapat dicapai yang terdiri dari kepemilikian nilai dan falsafah, orientasi pendidikan, pendidikan berbasis asrama, santri mengelola sendiri aktifitas dan kegiatannya, pendidikan diorientasikan untuk masyarakat, dan kepemimpinan kyai yang profesional. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian pada pendalaman atau pengembangan aspek-aspek dari struktur organisasi, efektifitas organisasi, atau faktor lain yang mempengaruhi efektifitas organisasi di pesantren. Sehingga dengan memiliki ragam varian prediktor terhadap efektifitas organisasi di pesantren, dapat mengembangkan pesantren lebih produktif dan sistematis. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2019 195 E. Daftar Pustaka Amah, Edwinah; Mildre Daminabo-Weje; dan Roberta Dosunmu. “Size and Organizational Effectiveness Maintaining a Balance.” Advances in Management & Applied Economics, Vol. 3, No. 5 2013. Basol, Esra and Ozgur Dogerlioglu. “Structural Determinant of Organizational Effectiveness.” Journal of Organizational Management Studies, 2014. Daft, Richard L. Management. USA South Western, 2010. Etzioni, Amitai. “Authority Structure and Organizational Effectiveness.” Administrative Science Quarterly, Vol. 4, No. 1, 1959. Gammahendra, Fianda; Djamhur Hamid; dan Muhammad Faisal Riza. “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri.” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 7, No. 2, 2014. Gavrea, Corina. et. al. “Determinants of Organizational Performance; The Case of Romania.” Management and Marketing, Vol. 6, No. 2 2011. Gibson, James L. Organizations Behavior, Structure, Processes. New York Mc Graw-Hill Irwin, 2009. Hanggraeni, Dewi. Perilaku Organisasi – Teori, Kasus, dan Analisis. Jakarta Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2011. Madjid, Nurcholish. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta Paramadina, 1997. Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta INIS, 1994. Naserinajafabady, Razieh; Hassan Rangriz; and Javad Mehrabi. “Effects of Organizational Culture, Structure, and Strategy on Organizational Effectiveness by Using Knowledge Management Case Study; Seven International Transportation Company.” International Research Journal of Applied and Basic Science, Vol. 7, No. 6, 2013. Razia, Mbaraka. “A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya.” International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015. Robbins, Stephen P. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi. Alih bahasa Jusuf Udaya. Jakarta Penerbit Arcan, 1994. Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. Manajemen. Alih bahasa T. Hermaya. Jakarta Indeks, 2005. Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge. Organizational Behavior. New Jersey Pearson Prentice Hall, 2007. Djamaluddin Perawironegoro Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektifitas Organisasi di Pesantren 196 POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 5, No. 1, Juli-Desember 2019 Steers, Richard M., Efektifitas Organisasi. Alih bahasa Magdalena Jamin. Jakarta Lembaga PPM dan Penerbit Erlangga, 1985. Susnadati. “Faktor-faktor Determinan Keefektifan Organisasi SMA Negeri di Semarang Pada Era Desentralisasi Pendidikan.” Disertasi. Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2007. Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta Bumi Aksara, 2011. Vinitwatanakhun, Watana. “Factors Affecting Organizational Effectiveness of Nursing Institutes in Thailand.” Dissertation. National Institute of Development Administration Bangkok Thailand 1998. Wahid, Shalahuddin. Transformasi Pesantren Tebuireng; Menjaga Tradisi di Tengah Tantangan. Malang; UIN-Maliki Press, 2011. Wiyono, Gendro. Merancang Penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS & SmartPLS Edisi 1. Yogyakarta UPP STIM YKPN, 2011. Zarkasyi, Abdullah Syukri. “Pengembangan Pendidikan Pesantren di Era Otonomi Pendidikan; Pengalaman Pondok Modern Darussalam Gontor.” Pidato Penerimaan Doktor Honoris Causa dalam Bidang Pendidikan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2005. Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta Raja Grafindo Persada, 2005. Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor. Ponorogo Trimurti Press, 2005. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Edwinah AmahMildred Daminabo-WejeRoberta DosunmuThe paper reviews literature on the effect of size on organizational effectiveness. The paper concludes that the success of organizations to a very large extent depends on their ability to right size and combine the benefits of small and big companies. The paper therefore recommends that Organizations should have a "big company/small company hybrid" that combines a large corporation"s resources and reach with a small company"s simplicity and flexibility. Size should be managed effectively to empower workers and improve the competitiveness of organizations. JEL classification numbers M, MO, M1, M10Continuous performance is the objective of any organization because only through performance, organizations are able to grow and progress. Knowing the determinants of organizational performance is important especially in the context of the current economic crises because it enables the identification of those factors that should be treated with an increased interest in order to improve the organizational performance. The most important objective of this paper is to create a model that will allow, based on multiple dimensions, to evaluate the Romanian manufacturing companies and to underline the relationship between the way they operate and their performance. The model used in this study was developed from the existing literature on organizational diagnostic models and from a broad literature review conducted to identify the factors influencing the performance of an organization. The results of this study also offer information on the relationship between the performance measurement process and the organizational performance. This article offers the base to identify measures that can lead to an improvement in organizational BasolOzgur DogerliogluIncreasing organizational effectiveness is one of the most important organizational goals for almost all organizations in every industry. This study reviews the function of organizational structure for increasing organizational effectiveness especially by focusing on software industry organizations. The structural variables considered in this research are formalization, specialization, centralization, organizational age and size. The survey prepared according to the research model was responded by 120 software firms. The collected data were analyzed using statistical test techniques. The findings show that formalization and specialization increase organizational effectiveness. On the other hand, increasing the organizational size decreases the organizational effectiveness. The results indicate that software companies should stay at small scales in their organizational size while increasing their organizational performances with the help of specialization and VinitwatanakhunThis study investigates the effects of factors related to organizational effectiveness of administrators and faculty members in nursing institutes under the jurisdiction of the Ministry of University Affairs. The survey instruments were distributed to six public and seven private nursing institutes. The response rate was The sample groups were divided according to the roles of administrator s and faculty members. Eight factors environment, technology, leadership style, culture, strategic planning, human resource development, structural design, and power control were selected as important independent variables affecting organizational effectiveness. The hypotheses proposed in this study were that all eight independent variables significantly explained and predicted organizational effectiveness. Factor analysis was employed to help grouping of 90 items of the eight independent variables. The analysis yielded eight factors that confirmed the intuitive grouping of the factors affecting organizational effectiveness. Multiple regression analysis was employed to test the research hypotheses of these eight factors. The results of this study showed that only four independent variables leadership style, technology, strategic planning, and human resource development significantly explained and predicted organizational effectiveness. In addition, it was found that leadership style is the best predictor of the perceived organizational effectiveness, because of the importance of leadership in all kinds of group action in the organizations. Examined in this study are several conclusions to support some previous researches and studies. Promoting group cohesiveness and team effort thus increasing opportunities for personal satisfaction in work performance and reducing stresses, and external control seems to indicate that leadership style is a very important factor in combining other significant factors to determine organizational effectiveness. Amitai EtzioniAn important factor in the ability of an organization to achieve its goals is its authority structure. If goals and authority structure are incompatible, goals may be modified to the extent that means become parts of the goals themselves. Several organizational assumptions, such as that staff authority is generally subordinated to line authority, are analyzed in different kinds of organizations to show that, in practice, they must be modified according to the major goals of the organization. In professional organizations, for example, traditional staff and line concepts must be reversed, since the staff "experts" are carrying out the major goal activity, while the "line" plays a service L DaftRichard L. Daft, Management USA South Western, 2010, Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia KediriFianda GammahendraDjamhur HamidDan Muhammad Faisal RizaFianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, "Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektiftas Organisasi Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri," Jurnal Administrasi Bisnis, No. 2, 2014 Determinan…SusnadatiSusnadati, "Faktor-faktor Determinan…"Pengaruh Struktur Organisasi…" 30 SusnadatiFianda GammahendraDjamhur HamidDan Muhammad Faisal RizaFianda Gammahendra, Djamhur Hamid, dan Muhammad Faisal Riza, "Pengaruh Struktur Organisasi…" 30 Susnadati, "Faktor-faktor Determinan…"A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private UniversitiesMbaraka RaziaRazia, Mbaraka. "A Comparative Analysis of Organizational Structure and Effectiveness between Public and Private Universities; A Case of University of East Africa-Baraton and Moi University in Kenya." International Journal of Humanities and Social Science Invention, Vol. 4 2015.