Kataibu yang sedang menjelaskan silsilah keturunan Sulewatang Ri Ajang Bulu. Daerah Ajang Bulu adalah sebuah Kesultanan kecil yang masuk sebagai teritori yang dikuasai Bone, yaitu sekira-kira dari Ulaweng sampai sungai Walennae. Soppeng, Wajo, Sinjai, Pinrang, Pangkep, Sidenreng, Maros, Bulukumba, Luwu, Kalimantan, Malaysia, Singapura
Inilahsilsilah keturunan datuk larang tapa dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik silsilah keturunan datuk larang tapa serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang silsilah keturunan datuk larang tapa .
Direktoriini berbentuk excel file yang memuat nama-nama raja dari Datuak Sri Maharaja Diraja dan Tuanku Rajo Tianso. Untuk sementara sampai saat ini (240 Nama) baru di lingkungan keluarga Inti yaitu Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat serta perangkat seperti Panitahan Sungai Tarab.Sara menggunakan cukup mudah, cukup dengan melakukan sort pada :
Bone, Ragam Budaya , Raja Bone , Sejarah , Silsilah Raja | 1. Mattasi LompoE ManurungngE ri Matajang 1330-1358 (28 Thn) 2. La Ummasa 1358-1424 (66 Thn) 3. La Saliyu Karampelluwa 1424-1496 (72 Thn) 4. Ibenri Gau Arung Majang 1496-1516 (20 Thn) 5. La Tenri Sukki 1516-1543 (27 Thn) 6. La Uliyo Bote'E 1543-1568 (25 Thn) 7.
Sinjaidan Bulo-bulo melawan Belanda. Luwu memberikan bantuan kepada Bone dan Sinjai dengan memberikan tempat pengungisan bagi rakyat Bone di Cimpu dan Baramamase dan di sinjai di malili. , haruslah dari keturunan Raja-raja yang memiliki derajat tersebut. sualwesi tengah dan sulawesi utara. jika silsilah keturunan mereka ditelusuri
SilsilahKeluarga Patrick Star, Ternyata Ia Keturunan Raja dan Punya Hubungan Darah dengan Gary Lho! Kok bisa bintang laut dan siput punya hubungan saudara? Lewat silsilah keluarga Patrick ini Kamu bisa temukan jawabannya!
Sejaktahun 2018 ada banyak media yang membagikan tentang klaim bahwa Ratu Elizabeth diyakini sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, berdasarkan penel
2 bugis wage = keturunan bangsawan. 3. bugis ( saya kurang tahu ) , tpi dari hasil cerita ibu/nenek saya bahwa bugis ini yang menguasai kepemerintahan.. Yang menguatkan bahwa mereka adalah keturunan bugis yakni : 1. Tambo adalah Silsilah keturunan nenek moyang marga bugis. 2. Tongkat Emas Datuk Daeng Nakonce yg merupakan tongkat berasal dari
Untukselanjutnya silahkan lihat silsilah Keturunan Eyang sampai keturunannya di tahun 2003. Keturunan Eyang Agung Zainal Arif. Tokoh Zainal Arif dikenal dengan julukan Eyang Agung, yang konon menurut kisah dari Rd. H. Mangkurat Natapradja bahwa beliau datang dari kawasan Priangan Timur dan setelah beberapa lama berkelana tiba di Kampung Mahmud.
UcAQ97. Sejarah Keluarga Kerajaan SaudiUntuk mengetahui sejarah keluarga Kerajaan Arab Saudi, kita perlu melacak akarnya kembali ke peradaban paling awal di Jazirah Arab. Selama berabad-abad, Jazirah Arab telah memainkan peran penting dalam sejarah sebagai pusat perdagangan kuno dan sebagai tempat pusat kelahiran Agama strategis di antara dua pusat besar peradaban pada saat itu, Lembah Sungai Nil dan Mesopotamia, Jazirah Arab adalah persimpangan jalan dunia kuno. Perdagangan sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan di kawasan itu; rute karavan memungkinkan kehidupan dalam iklim di Jazirah itu mengembangkan jaringan rute perdagangan yang rumit untuk mengangkut barang-barang pertanian yang sangat dicari di Mesopotamia, Lembah Nil, dan Cekungan Mediterania. Barang-barang ini termasuk almond dari Taif, kurma dari banyak oasis, dan aromatik seperti kemenyan dan mur dari dataran besar melakukan perjalanan dari tempat yang sekarang Oman dan Yaman, di sepanjang rute perdagangan besar yang melintasi Provinsi Asir Arab Saudi dan kemudian melalui Mekah dan Madinah, akhirnya tiba di pusat-pusat kota di utara dan di Jazirah Arab sebagian besar tetap tidak tersentuh oleh kekacauan politik di Mesopotamia, Lembah Nil dan Mediterania timur. Barang dan jasa mereka sangat diminati terlepas dari kekuatan mana yang dominan saat ini ā Babel, Mesir, Persia, Yunani atau Roma. Selain itu, hamparan padang pasir yang luas di Jazirah itu membentuk penghalang alami yang melindunginya dari invasi oleh tetangga yang kuat saat Nabi Muhammad dan Peradaban IslamSekitar tahun 610 M, Muhammad, seorang pemuda yang berasal dari pusat komersial kota Mekah menerima wahyu dari Allah melalui perantara Malaikat Jibril dan diangkat menjadi Nabi. Nabi Muhammad kemudian berdakwah kepada kaumnya dan menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan hingga akhirnya Nabi Muhammad berhasil menegakkan peradaban baru, Peradaban Islam di Jazirah dari 100 tahun setelah kelahiran Islam, Peradaban Islam terus meluas dari Spanyol hingga ke bagian India dan Cina. Meskipun pusat-pusat kekuasaan politik telah pindah Jazirah Arab, perdagangan tetap berkembang di daerah tersebut dan Kota Mekkah dan Madinah menjadi pusat ibadah umat bahasa Arab sebagai bahasa pembelajaran internasional adalah faktor utama lain dalam pengembangan budaya Jazirah Arab. Dunia Muslim menjadi pusat pembelajaran dan kemajuan ilmiah selama apa yang dikenal sebagai āZaman Keemasanā. Para cendekiawan Muslim memberikan kontribusi besar dalam banyak bidang, termasuk kedokteran, biologi, filsafat, astronomi, seni, dan sastra. Banyak ide dan metode yang dipelopori oleh para sarjana Muslim menjadi dasar dari ilmu pengetahuan modern saat Islam berkembang pesat hingga abad ke-17, kemudian terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan Islam yang lebih kecil. Jazirah Arab secara bertahap kemudian memasuki periode isolasi yang relatif, meskipun Mekah dan Madinah tetap menjadi jantung spiritual dunia Islam dan terus menarik para peziarah dari banyak Negara Saudi PertamaPada awal abad ke-18, seorang Ulama Islam dan reformis bernama Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai mengajak masyarakat di daerahnya untuk kembali ke ajaran Islam yang asli. Beliau awalnya mendapat penentangan dari para cendekiawan dan pemimpin agama setempat yang memandang ajarannya sebagai ancaman terhadap basis kekuasaan mereka. Syaikh kemudian mencari perlindungan ke kota Dirāiyyah, yang dikuasai oleh Muhammad bin Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad bin Saud kemudian bekerja sama untuk mendedikasikan diri mereka untuk mengembalikan ajaran Islam yang murni kepada masyarakatnya. Dalam semangat itu, Muhammad bin Saud mendirikan Negara Saudi Pertama dengan ibukota Dirāiyyah, yang makmur di bawah bimbingan Syaikh Muhammad bin Abdul tahun 1788, Negara Saudi Pertama berhasil memerintah seluruh wilayah yang dikenal sebagai Najd. Pada awal abad ke-19, kekuasaannya terus meluas ke sebagian besar Jazirah Arab, termasuk Mekah dan dan keberhasilan Al-Saud membangkitkan kecurigaan Kekaisaran Ottoman, penguasa dominan di Timur Tengah dan Afrika Utara pada saat itu. Pada tahun 1818, Kekaisaran Ottoman mengirim pasukan ekspedisi besar yang dipersenjatai dengan artileri modern ke wilayah barat Arab. Tentara Ottoman mengepung Kota Dirāiyyah. Pasukan Ottoman meratakan kota dengan senjatanya dan membuatnya tidak dapat dihuni secara permanen dengan menghancurkan sumur dan mencabut semua pohon Saudi KeduaPada 1824, keluarga Al-Saud berhasil mendapatkan kembali kendali politik di Jazirah Arab tengah. Penerus Kelurga Al-Saud, Turki bin Abdullah Al-Saud memindahkan ibukotanya ke Riyadh, sekitar 20 mil selatan Dirāiyyah, dan mendirikan Negara Saudi Kedua. Selama 11 tahun pemerintahannya, Turki Al-Saudi berhasil merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang sejak penyerangan Utsmani. Ketika ia memperluas kekuasaannya, ia mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa rakyatnya menikmati hak-hak, dan ia memperhatikan kesejahteraan bawah Turki dan putranya, Faisal, Negara Saudi Kedua menikmati masa damai dan kemakmuran, dan perdagangan dan pertanian berkembang. Ketenangan itu hancur kembali pada tahun 1865 saat Kekaisaran Ottoman yang baru memperluas wilayah ke Jazirah Arab. Tentara Ottoman merebut bagian-bagian dari Negara Saudi, yang pada waktu itu diperintah oleh putra Faisal, Abdulrahman. Dengan dukungan Ottoman, keluarga Hail Al-Rashid melakukan upaya bersama untuk menggulingkan Negara Saudi dengan pasukan yang jauh lebih besar dan lebih lengkap, Abdulrahman bin Faisal Al-Saud terpaksa meninggalkan perjuangannya pada tahun 1891. Dia mencari perlindungan dengan suku-suku Badui di padang pasir luas di Arabia timur yang dikenal sebagai Rub Al-Khali. Dari sana, Abdulrahman dan keluarganya melakukan perjalanan ke Kuwait, di mana mereka tinggal sampai tahun 1902 dan membawa putranya yang masih muda, Abdulaziz, yang kemudian mendirikan Kerajaan Arab Saudi Modern Arab Saudi Fase KetigaAbdulaziz muda bertekad untuk mendapatkan kembali warisannya yang direbut oleh Keluarga Hail Al-Rashid dan Ottoman, yang telah mengambil alih Riyadh dan mendirikan Kegubernuran Ottoman di sana. Pada tahun 1902, Abdulaziz muda, yang hanya ditemani 40 pengikutnya mengadakan pawai malam yang berani menuju Riyadh untuk merebut kembali jantung kota, yang dikenal sebagai Benteng Masmak. Peristiwa legendaris itu menandai awal pembentukan Negara Saudi berhasil kembali mendapatkan Kota Riyadh, Abdulaziz kemudian berhasil merebut kembali semua Hijaz, termasuk Mekah dan Madinah, pada tahun 1924 hingga 1925. Dengan pengaruhnya, Abdulaziz berhasil menyatukan suku-suku yang bertikai menjadi satu tanggal 23 September 1932, negara itu diresmikan menjadi Kerajaan Saudi Arabia dengan Islam sebagai agama resmi negara, Bahasa Arab sebagai bahasa nasional dan Al-Quran dan Al-Hadits sebagai Raja Abdulaziz Al-Saud mendirikan Kerajaan Arab Saudi modern Saudi Fase ke-III pada tahun 1932, transformasi Jazirah Arab menjadi sangat mencengangkan. Dalam beberapa dekade singkat, Jazirah Arab telah berubah dari gurun pasir menjadi negara modern yang canggih dan pemain utama di panggung Keluarga Kerajaan Arab SaudiBeberapa hari terakhir ini, beredar kabar yang mengatakan bahwa Keluarga Al Saud berasal dari keturunan Yahudi. Dari kabar tersebut, Raja Arab Saudi berasal dari seorang Yahudi bernama Mordakhai bin Ibrahim bin Moshe. Benarkah demikian?Berdasarkan manuskrip silsilah Keluarga Al Saud, yang saat ini tersimpan baik di Daarah Malik Abdulaziz, Riyadh, sebuah Yayasan Penelitian dan Pelestarian sejarah dan budaya Arab Saudi dapat ditelusuri asal usul dan silsilah Keluarga Al Manuskrip tersebut dituliskan Saud bin Abdulaziz bin Muhammad bin Saud bin Muhammad bin Muqrin bin Markah bin Ibrahim bin Musa bin Rabia bin Manea bin Rabiaa Al-Rubai Al-Waazid Al-Yazidi dari Al-Waazid Bani catatan tersebut, Keluarga Al Saud berasal dari seseorang bernama Maniā bin Rabiāa alāMuraydi. Maniā bin Rabiāah al-Muraydi adalah tokoh leluhur tertua dari Keluarga Al-Saāud yang berasal dari Kafilah Bani Hanifah adalah salah satu suku Arab lama yang terkenal. Nama kafilah ini berasal dari Hanifah bin Lajim bin Shaāab bin Ali bin Bakr bin Waāil bin Qasith bin Hinb bin Afsha bin Duāami bin Judailah bin Asad bin Rabiāah bin Nazzar bin Maāad bin redaksi Dari data silsilah ini dapat dilihat bahwa Keluarga Al Saud bukanlah keturunan Yahudi. Jika Adnan yang dimaksud adalah salah seorang nenek moyang Bangsa Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail, maka silsilah Raja Arab Saudi tersambung hingga kepada Nabi Ismail bin Ibrahim Alaihimassalam. Wallahu aā Saudi Royal Family News and Information, Samin 2015. Of Sand or Soil Genealogy and Tribal Belonging in Saudi ArabiaJames Wynbrandt 2010. A Brief History of Saudi ArabiaRedaktur Hermanto Deli
Beberapa hari sebelum ini saya agak heboh ke beberapa orang. Jadi waktu itu akan ada FTV yang lokasi syutingnya itu di Sinjai, kampung halaman tercinta yg selalu saya bangga2kan kemana-mana, bahkan sampai ke luar negeri eh. Bukan cuman itu, pemainnya juga menjanjikan boā ada Deddy Mizwar. Jaminan kualitas sebuah tayangan, baik film maupun di televisi. Judulnya Dijual Garis Darah. Oia, waktu nulis ini, FTV-nya sudah ditayangkan kemaren, tanggal 23 Desember 2011 ^^ Oke, karena ini FTV, dan tidak tau kapan akan ditayangkan lagi, saya ceitakan saja sinopsisnya. Buat saya siy menarik dan menyentil, karena sampai saat ini masih sering jadi bahan pembicaraan, khususnya orang2 di Sulawesi. Secara garis besar ceritanya tentang 2 orang yang saling mencintai yang terpaksa dipisahkan karena setelah dirunut garis darah masing2, para kakek buyut mereka ternyata bermusuhan. Sehingga orang tua sang gadis tidak rela anaknya berhubungan dengan keturunan dari musuh nenek moyang mereka. Klise ya? Sepertinya. Tapi seperti biasa pula, selalu ada pesan2 baik yang disampaikan oleh Deddy Mizwar dalam setiap tayangan yang melibatkan beliau. Di bawah ini saya coba menuliskannya kembali, tentunya ditambah opini saya pribadi tentang hal ini. Pertama, tentang silsilah keturunan. Mungkin bukan hanya di Sinjai ada yang seperti ini. Dulu waktu masih jaman penjajahan, kita kan belum bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap daerah ada penguasa atau Rajanya masing-masing. Mereka inilah para bangsawan, yang memiliki daerah kekuasaan dan rakyat yang patuh pada perintah sang Raja. Di daerah Bugis Makassar, para Raja ini diberi gelar Andi. Ada juga yang bergelar Petta atau Karaeng. Ketika pemerintahan beralih ke sistem Republik, para Raja di jamannya ini masih tetap memiliki posisi yang terhormat. Tetap disegani oleh rakyatnya. Sampai sekarang bahkan masih ada kan ya sistem kerajaan di Indonesia. Seperti di Solo atau Yogyakarta. Penghormatan masyarakat umum kepada para bangsawan masih tetap berlanjut hingga saat ini. Walau tidak terang2an seperti dulu, tapi tetap para bangsawan itu ādiseganiā utamanya di kalangan rakyat biasa. Inilah yang kadang menciptakan polemik. Siapa keturunan Raja siapa, yang mana yang masih berpengaruh, apakah masih layak bergelar Andi atau tidak, jelaskah runutan silsilah keluarganya, dll. Sebagian masih mengagung-agungkan kebangsawanannya, sebagian lain -yang lebih moderat- tidak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Well, pada akhirnya itu pilihan kita sih. Mau mengagung-agungkan kebangsawanan nenek moyang kita pada masa lalu atau memilih untuk menjadi āsetaraā dengan yang lain. Tapi ada satu hal penting yang juga secara lugas sudah disampaikan pada film ini, bahwa āyang paling penting adalah perilakumu. Bukan asal usul keluargamu. Ini yang sering dilupakan oleh para bangsawan kitaā Absolutely right. Dari apa yang saya lihat di sekeliling saya, betapa banyak orang2 yang begitu disibukkan dalam mempermasalahkan ke-Andi-annya. Dengan sangat bangga memajang gelar tersebut. Dalam titik ekstrim malah ada yang sampai marah jika ada yang lalai memasang gelar tersebut pada nama lengkapnya. Misalnya nih ya, seseorang diundang dalam sebuah acara. Dalam undangan tersebut, tidak ada gelar Andi yang tertera. Ada loh, yang sampe tidak mau menghadiri undangan tersebut karena gelar Andi-nya tidak disertakan. Oemji.. Padahal, dulu, seseorang diberi gelar bangsawan, diberi posisi terhormat di kalangan masyarakat, dan bahkan dipercaya oleh rakyatnya memerintah di suatu daerah, tentu karena sikap dan perilakunya yang juga terhormat. Mereka bukan orang yang sibuk kesana kemari membahas siapa yang lebih tinggi derajatnya dari yang lain. Mereka adalah orang2 yang bertanggung jawab terhadap kehidupan rakyatnya pada saat itu, termasuk melindungi dari para penjajah. Itu yang saya tau. Kedua. Tentang cinta mencinta. Haha, ini saya bahas lebih karena ia juga menjadi topik utama dalam film ini. Menyakitkan memang, ketika terpaksa dipisahkan dengan orang yang dicintai karena masalah perseteruan nenek moyang kita yang bahkan kita tidak pernah melihatnya. Begini. Kita sepakat kan, kalo sifat, karakter, perilaku seorang anak adalah bentukan dari didikan orang tua dan lingkungan terdekatnya ketika ia masih kecil? Tidak secara keseluruhan pastinya, tapi sebagian besar. Nah, ada orang tua yang sepenuhnya memberikan kebebasan pada anak dalam menentukan masa depannya, termasuk dalam memilih pendamping misalnya. Ada pula orang tua yang merasa turut andil dalam kehidupan anaknya, sehingga merasa perlu untuk mencarikan jodoh. Muncullah istilah Pilot, pilihan orang tua hehe. Tidak ada yang salah, sekali lagi semuanya kembali ke pilihan masing-masing. Nah, apa yang ingin saya katakan adalah, jika memang ada orang tua yang tidak ingin anaknya asal pilih pasangan tanpa melihat asal usul dan latar belakang keluarganya, itu semestinya ditanamkan sejak mereka masih kecil. Sejak kecil mereka dibiasakan dan secara tidak langsung dipahamkan bahwa tidak boleh sembarangan dalam memilih pendamping hidup. Harus jelas siapa keluarganya misalnya. Itu kalau orang tuanya memang tidak ingin anaknya menikah dengan orang yang tidak dikenal oleh orang tuanya. Sehingga secara mental, terbentuk pola pikir demikian di benak sang anak. Secara otomatis ia akan berhati-hati dalam menentukan pilihan pendamping. Poinnya adalah, sang anak tidak dikagetkan ketika ia sudah terlanjur mencinta dan menjumpai kenyataan orang tuanya tidak menyetujui pilihannya. Jika demikian bisa saja anaknya berkata kenapa tidak bilang dari dulu kalo ada aturan seperti itu? Ini yang kadang juga dilupakan oleh beberapa orang tua. Anaknya dibebaskan untuk pacaran dengan siapa pun, sejak awal tidak diingatkan bahwa ia āorang tuanya- memiliki standar dalam menentukan siapa yang akan dipilih menjadi calon menantunya. Tanpa adanya komunikasi seperti ini, ya wajarlah yaa kalo pilihan sang anak kebentur sama standar orang tuanya. Mohon maaf, sekali lagi ini menurut pengamatan pribadi saya yaa. Catet, pengamatan bukan pengalaman haha.. dibahas. Yang saya tau, di kalangan kerajaan, sejak kecil anak-anak mereka sudah dibiasakan dengan segala tata krama yang harus dipatuhi. Mulai dari perilaku, pergaulan, bahkan mungkin sampai ke pakaian kali ya? Demikian komentar saya soal silsilah dan garis keturunan. Semoga tidak ada lagi yang tersinggung dengan tulisan saya ini. Fyi, sampai saat ini topik ini masih sering jadi bahasan dalam pembicaraan orang2 di daerah saya. Butuh keberanian dan sikap tegas untuk mendobrak aturan2 yang kadang ndak masuk akal itu. Itu baru masalah keturunan. Belum lagi soal ritual adat istiadat yang urusannya lebih ruwet lagi. Saya akan membahasnya di bagian lain. Ngantuk euy.. plak Trivia Di antara beberapa daerah yang pernah menganut sistem kerajaan di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, kenapa ya dipilih daerah Sinjai Bone untuk mengangkat tema ini dalam sebuah ftv? Apa memang kedua daerah ini terkenal dengan orang2nya yang masih suka membangga2kan kebangsawanannya? Jika memang iya, kok saya justru malu ya? Hare geneeeā¦
Pengaplikasian Ranji dan Silsilah Raja-Raja di Minangkabau Artikel menarik ini dikutip dari ācucu Stialamās siteā http// ditulis dalam bahasa Malaysia campur Minang dengan judul āApo Maksud Silsilah Raja-Raja di Minagkabauā. Catatan Nama Raja Pagaruyung sebelum Adityawarman dalam artikel ini adalah Angkerawarman, di berbagai literatur nama mamak dari Adityawarman adalah Akarendrawarman. ================================================= Apa dia maksud Silsilah ? Bagaimana mau meluruskan sejarah Minangkabau kerana ia tidak bisa hanya berdasarkan sebuah silsilah yang di susun kemudian, samada para ahli atau pakar sehebat apapun⦠inilah kata-kata Datuk Bungsuā mengingatkan kepada orang-orang luar yang datang dengan silsilah untuk menunjukkan hubungkait keluarga mereka dengan keluarga asal di Minangkabauā¦. SILSILAH adalah hubungkait antara keluarga sekaum dalam bentuk tertulis atau bertulis. Hubungkait antara sekaum ini berdasarkan garis bapak secara patrilineal. Unsur utamanya adalah garis keturunan dari lelaki ke lelaki. Sedangkan hubungkait antara keluarga sekaum berdasarkan garis ibu secara matrilineal, disebut RANJI. Bagi masyarakat Minangkabau yang mengerti dengan hukum adat, RANJI ADALAH LEBIH PENTING DARI SILSILAH. Ranjilah yang dipedomani oleh semua orang, apakah seseorang itu berhak dan boleh menyandang gelar Datuk didalam kaumnya ataupun tidak. Sebab, seorang penghulu di dalam kaum, ibunya haruslah dari kaum ibunya sendiri. Jadi, seorang penghulu tidak perlu diangkat suku lain, tetapi harus diakui oleh kaumnya. Ranji kaum disusun oleh kaum itu sendiri. Tidak mungkin ranji sebuah kaum di Pagaruyung, disusun atau dikotak katik oleh orang lain dari daerah lain. Dengan maksud lain, tidak akan ada sebuah kaum dalam menyusun ranjinya dengan cara āmintak angok kalua badanā⦠Sekiranya benar-benar ada orang-orang yang ingin meluruskan sejarah di Minangkabau, mereka harus mempedomani naskah-naskah tua warisan orang-orang terdahulu yang sudah diakui semua pihak, seperti TAMBO PAGARUYUNG. Didalam Tambo Pagaruyung kedua bentuk hubungkait itu sengaja dicantumkan, gunanya untuk menjaga keaslian keturunan Raja-Raja Pagaruyung berikutnya. Garis perwarisan secara patrilineal merupakan payung cadangan bagi seorang penerjun bila payung utamanya tidak mengembang diudara. Artinya, garis sistem patrilineal hanya dipakai apabila tidak ada lagi keturunan menurut garis matrilineal. Oleh kerana itulah didalam Tambo Pagaruyung dicantumkan pepatah adat yang menyebut, ā adat rajo turun tamurun, adat puti sunduik basunduikā. TAMBO PAGARUYUNG, adalah RANJI dan SILSILAH dari Raja-Raja Pagaruyung yang telah dimulai sejak sebelum Adityawarman menjadi Raja Pagaruyung sampai kepada Daulat Yang Dipertuan Sultan Alif Khalifatullah. Tambo Pagaruyung pada masa itu disampaikan secara lisan turun temurun. Setelah baginda memerintah, penulis-penulis istana yang sudah memahami bahasa surat, menyalin Tambo Pagaruyung ke dalam tulisan Arab-Melayu dalam bentuk syair-syair. Tradisi penyalinan Tambo Pagaruyung diteruskan oleh Daulat Yang Dipertuan Fatah ayahanda dari Sultan Alam Bagagar Syah, Raja Pagaruyung yang ditangkap Belanda dan dibuang ke Betawi. Baginda Sultan Fatah adalah generasi ketujuh setelah Sultan Alif Khalifatullah. Para ahli dan para penulis istana tulisan Arab-Melayu itu ditranskripsikan ke dalam tulisan Latin, budaya tulis yang dibawa oleh penjajahan Belanda. Namun transliterasi itu masih dalam bahasa Minangkabau lama. Terakhir, Tambo Pagaruyung disalin dan disusun oleh ahli waris Raja-Raja Pagaruyung itu sebagaimana sebuah silsilah yang dikenal dalam penulisan silsilah zaman moden. Generasi pewaris kerajaan yang menyusun ranji dan silsilah itu adalah generasi ketujuh pula dari Sultan Fatah. Dengan demikian, setiap tujuh generasi Tambo Pagaruyung terus disempurnakan. ā Satitiak indak ilang, sabarih indak lupoā. Tambo Pagaruyung adalah rujukan dan pedoman bagi siapa-siapa yang seharusnya menjadi Raja. Mereka yang tidak menjadikan Tambo Pagaruyung sebagai rujukan dalam pelurusan sejarah Kerajaan Pagaruyung, sama saja dengan āmanggantang asokā atau ācurito si Miun di lapau tapi tabiangā. Raja di Pagaruyung bukan diturunkan dari ayah kepada anak laki-laki, tetapi kepada anak laki-laki dari saudara perempuan. Orang Minang mengekalkan aturan pewarisan ini dalam pantunnya Biriak-biriak turun ka samak Dari samak ka halaman Dari niniak turun ka mamak Dari mamak ka kamanakan Maksud pantun itu adalah, bahwa pewarisan harus dari mamak ke kemenakan dan itulah juga inti hubungan saparuik atau sistem matrilineal itu. Pewarisan menurut garis matrilineal seperti ini sudah berlangsung semenjak Raja Pagaruyung yang bernama Raja Angkerawarman menyerahkan mahkota kerajaannya kepada kemenakannya Adityawarman. Hal itu kemungkinan kerana Adityawarman adalah anak dari Puti Dara Jingga, yang merupakan saudara perempuan sepupu dari Raja Angkerawarman. Artinya, Adityawarman menerima penobatannya menjadi Raja dari mamaknya. Seandainya Adityawarman hanya mahu meraja-rajakan diri saja, tanpa jelas siapa yang memberikan wewenang kepadanya, dipastikan perkara ini akan ditolak oleh seluruh orang Minangkabau masa itu. Tetapi oleh kerana dia menerima waris Raja itu dari mamaknya, itulah sebabnya dia diakui sebagai Raja Pagaruyung. Seandainya Minangkabau pada masa itu menganut sistem patrilineal, tentulah Adityawarman harus menjadi Raja di Majapahit bukan di Minangkabau. Ketentuan adat seperti ini tidak banyak datuk-datuk yang tahu, kerana mereka terlalu sombong dan menganggap pengetahuannya sudah cukup untuk berkaok-kaok mahu meluruskan sejarah Minangkabau. Padahal ketentuan adat seperti ini sudah dibakukan dalam UNDANG- UNDANG TANJUANG TANAH. Sudah ā basuluah matoari, bagalanggang mato urang banyakā. Sudah ditulis dan dibukukan, sudah diteliti secara keilmuan. Buku Undang-Undang Tanjung Tanah itu adalah sebuah dokumen sejarah tertua kerajaan Melayu Minangkabau yang ditemukan oleh sarjana asing di daerah sekitar Kerinci. Kalau benar-benar mahu meluruskan sejarah, sebelumnya harus mengerti dan faham dengan berbagai istilah yang lazim digunakan didalam pewarisan menurut hukum adat Minangkabau sebagaimana yang tercermin dalam Tambo Pagaruyung. Ada yang di sebut sapiah balahanā. iaitu maksudnya adalah, keturunan raja dari pihak perempuan secara matrilineal yang di rajakan diluar Pagaruyung. Sekiranya keturunan raja yang ada di Pagaruyung punah, mereka sapiah balahanā itu berhak mewarisi dan melanjutkan kerajaan. Jika sapiah balahan masih ada, belum akan diserahkan pewarisan raja kepada pihak lain, apalagi kepada datuk-datuk yang tidak mempunyai kaitan dengan keturunan raja Pagaruyung. Kemudian dari itu ada yang disebut kuduang karatanā. Maksudnya adalah, keturunan raja Pagaruyung itu dari pihak sebelah laki-laki. Mereka pula tidak dapat menjadi raja di Pagaruyung, sekalipun pewaris raja Pagaruyung itu punah. Mereka hanya berhak menjadi raja pada daerah-daerah yang telah ditentukan bagi mereka untuk menjadi raja. Kenapa? kerana mereka tidak berada dalam lingkar garis matrilineal, kerana ibu mereka bukan dari keturunan raja Pagaruyung. Selanjutnya ada juga yang disebut kapak radai, dan timbang pacahanā. Kedua kelompok ini pula terdiri dari orang-orang besar, raja-raja di rantau, datuk-datuk perangkat raja Pagaruyung yang diangkat dan diberi penghormatan oleh raja Pagaruyung. Tetapi malangnya ada sebahagian dari mereka sudah menganggap pula sebagai keturunan raja Pagaruyung, padahal mereka hanya kaki tangan raja saja. Menurut Datuk āBungsuā lagi , āTIDAK MUNGKIN ADA SUATU ATURAN ADAT YANG BERLAKU DI RANAH MINANG SEKARANG, KALAU TIDAK ADA YANG MENYUSUNNYAā¦ā. Pasti ada sebuah kekuasaan yang TELAH menetapkan aturan-aturan itu. Seandainya datuk-datuk saja yang menyusun aturan-aturan yang sebegitu rumit secara bersama-sama , dipastikan tidak akan kunjung selesai, kerana setiap datuk merasa dirinya merdeka dan punya pemikiran sendiri-sendiri. Oleh kerana itulah, semua aturan adat Minangkabau yang ada dan dijalankan sampai sekarang adalah warisan dari struktur pemerintahan kerajaan Pagaruyung dahulu. Jika dahulu merupakan aturan sebuah kerajaan, sekarang sudah menjadi aturan adat dan budaya. Struktur adat demikian, dicatat dan dihuraikan dalam RANJI LIMBAGO ADAT ALAM MINANGKABAU. Sekiranya seseorang itu ingin mempelajari atau mahu meluruskan sesuatu sejarah di Minangkabau, mereka mestilah mengetahui dan mempelajari dari naskah-naskah tua yang ada di Minangkabau tersebut. Naskah ā naskah ini ada yang namanya TAMBO ALAM MINANGKABAU, yang berisi tentang kisah asal usul orang Minang termasuk juga sebagian silsilah raja-raja dan beberapa latar belakang terbentuknya aturan-aturan adat. Ada pula yang namanya TAMBO ADAT MINANGKABAU atau UNDANG-UNDANG ADAT MINANGKABAU yang berisi aturan-aturan dan tatacara yang berlaku dalam kehidupan orang Minang. Ada pula yang namanya TAMBO PAGARUYUNG yang berisi ranji dan silsilah keturunan dan ahli waris Raja Raja Pagaruyung. Ada juga yang di sebut naskah TAMBO DARAH yang berisi ketentuan Raja Pagaruyung mengirim putera-puteranya ke delapan negeri untuk dirajakan disana. TAMBO DARAH ini juga dikenali dengan SURAT WASIAT SULTAN NAN SELAPAN. Ada pula naskah yang disebut RANJI LIMBAGO ADAT ALAM MINANGKABAU., yang merupakan struktur dari kerajaan Pagaruyung itu. Jadi ternyata orang-orang Minang dahulu sudah sangat RAPI menyusun aturan adat dan ranjinya. Apa yang mereka orang-orang Minang jalankan sekarang, adalah ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku sejak sekian lama, ā TIDAK DIBUAT- BUAT DAN TIDAK PULA DIKARANG- KARANG ā. Didalam RANJI LIMBAGO ALAM MINANGKABAU,.. āpohon ada pucuknya, adat juga ada pucuknyaā. PUCUK ADAT itu adalah Raja Pagaruyung yang terdiri dari Raja Alam, Raja Adat dan Raja Ibadat. Ketiga Raja ini merupakan sebuah kesatuan yang utuh kerana masing-masingnya berasal dari keturunan yang sama,. Three in one Ketiga raja ini disebut juga RAJO TIGO SELO. RAJO TIGO SELO dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh beberapa orang besar atau BASA yang kumpulannya disebut BASA AMPEK BALAI, semacam dewan menteri atau kabinet. Empat orang besar ini mempunyai tugas. bidangkuasa tertentu dan tempat kedudukan atau wilayah sendiri pada nagari-nagari yang berada di sekeliling pusat kerajaan Pagaruyung. Pertama, Datuk Bandaro Putiah yang bertugas sebagai Panitahan atau TUAN TITAH mempunyai kedudukan di Sungai Tarab dengan gelar kebesarannya PAMUNCAK KOTO PILIANG. Panitahan merupakan pimpinan, kepala atau yang dituakan dari anggota Basa Ampek Balai dalam urusan pemerintahan umpama Perdana Menteri. Kedua, Tuan Makhudum yang berkedudukan di Sumanik dengan gelar ALUANG BUNIAN KOTO PILIANG yang bertugas dalam urusan perekonomian dan kewangan umpama Menteri Kewangan. Ketiga, Tuan Indomo yang berkedudukan di Saruaso dengan gelar PAYUNG PANJI KOTO PILIANG yang bertugas dalam urusan pertahanan dan perlindungan kerajaan. Umpama Menteri Pertahanan seperti yang ada sekarang. Keempat, Tuan Kadhi yang berkedudukan di Padang Ganting dengan gelar SULUAH BENDANG KOTO PILIANG yang bertugas mengurus masaalah-masaalah keagamaan dan pendidikan. Selain Basa Ampek Balai sebagai pembantu Raja, juga dilengkapi dengan seorang pembesar lain yang bertugas sebagai panglima perang yang setara dengan anggota Basa Ampek Balai lainnya. Beliau ini disebut Tuan Gadang yang berkedudukan di Batipuh dengan gelar HARIMAU CAMPO KOTO PILIANG. Tuan Gadang ini bukanlah anggota dari Basa Ampek Balai tetapi kedudukanya setara dengan masing-masing anggota Basa Ampek Balai iaitu tetap takluk kepada raja. maklumat-maklumat dalam tulisan ini diambil dari waris keturunan Rajo Alam Pagaruyung Filed under Lintasan Sejarah Minangkabau, Pengaplikasian Ranji dan Silsilah Raja-Raja di Minangkabau Tagged Adat Minangkabau, Bali, Business, Dari Persian, Indonesia, Lintas Sejarah Minangkabau, Loan, Malay language, Malay styles and titles, Malaysia, Minangkabau